Pantai Air Manis Di Padang


Pantai air manis menjadi salah satu pantai favorit di Padang. Pantainya cukup bersih dan menawarkan view sunset yang indah saat sore hari. Pantainya cenderung landai dan deburan ombaknya tidak begitu besar. Dari anak kecil hingga orang dewasa tak sedikit yang bermain air ditepian. Tersedia juga permainan ATV  dan boat untuk hiburan yang lebih menantang.

Sejarah Pantai Air Manis ini sangat terkenal, sehingga banyak wisatawan yang tertarik datang ke sana untuk melihat bukti adanya Batu Malin Kundang. Sejarah dari batu tersebut adalah anak yang dikutuk oleh ibunya menjadi batu.

Jaman dahulu, ada seorang anak yatim yang hanya tinggal bersama ibunya. Anak laki-laki tersebut bernama Malin Kundang. Ibunya adalah seorang janda yang sudah tua. Malin Kundang bekerja untuk meringankan beban ibunya dengan menjadi nelayan seperti yang dikerjakan oleh ayahnya dulu.

Karena kasihan dengan ibunya dan ingin merubah nasib, akhirnya Malin Kundang bertekad untuk merantau ke kota. Dia tidak ingin hidup terus menerus dalam keadaan miskin dan ingin membahagiakan ibunya. Karena sudah merasa mantap dengan keinginannya, akhirnya dia meminta izin pada ibunya untuk merantau. Dengan merasa berat hati sang ibu mengizinkannya dan merelakan anak satu-satunya pergi merantau ke kota.

Tahun demi tahun berganti, namun Malin Kundang tidak pernah kembali pulang untuk menemui ibunya. Sang ibu terus menanti kepulangan anaknya yang sangat dirindukan. Ternyata Malin Kundang bernasib mujur, dia telah menjadi saudagar sukses di perantauan dan menikah dengan putri saudagar kaya raya yang dahulu menjadi majikannya. Ayah sang gadis merestui hubungan keduanya karena melihat dia adalah pemuda yang gigih dan pekerja keras.

Setelah menikah, sang istri ingin sekali bertemu dengan ibu Malin Kundang dan mengajaknya untuk pulang ke kampung halaman. Permintaan itu disetujuinya walaupun di dalam hati merasa berat karena merasa malu dengan keadaan ibunya yang miskin. Malin Kundang tidak ingin istrinya tahu kalau dia berasal dari keluarga miskin dengan ibu yang sudah tua renta.

Suatu saat, datanglah sebuah kapal besar datang dan tersiar kabar bahwa Malin Kundang telah pulang. Dengan penuh harap sang ibu ingin sekali segera menemui anaknya tersebut karena rasa rindu yang telah dirasakannya sudah tidak terbendung lagi. Ditemuilah Malin Kundang di tepi pantai saat rombongannya telah tiba. Ibunya langsung menghampirinya dan memanggil Malin Kundang sebagai anaknya.

Dia tidak ingin istrinya tahu kalau wanita renta itu ibu kandungnya. Dengan kasar Malin Kundang menyangkal jika wanita tua itu ibunya. Sang ibu merasa sakit hati dan marah karena tidak diakui sebagai ibunya. Kemudian, wanita tua tersebut berdoa agar Tuhan menghukum anaknya dan  mengutuknya menjadi batu.

Tiba-tiba terdengar petir dan terjadi badai besar. Malin Kundang bersujud memohon maaf kepada ibunya dengan bersujud ke tanah.

Namun sudah terlambat karena kutukan tersebut sudah terlanjur mengubahnya menjadi batu.

Label:

Bukit Lawang Di Tepi Sungai Bahorok

 Bukit Lawang adalah sebuah desa wisata kecil di tepi Sungai Bahorok di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Terletak sekitar 86 km barat laut kota Medan, Bukit Lawang terkenal dengan suaka hewan terbesar orangutan Sumatera (sekitar 5.000 orangutan menempati daerah tersebut) dan juga titik akses utama ke Taman Nasional Gunung Leuser dari sisi timur.

Pusat rehabilitasi orangutan Bukit Lawang didirikan pada tahun 1973. Tujuan utamanya adalah untuk melestarikan penurunan jumlah populasi orangutan akibat perburuan, perdagangan, dan deforestasi. Pusat ini ditutup pada tahun 2002 karena tempat itu menjadi terlalu turis dan tidak cocok untuk rehabilitasi hewan.

Bukit Lawang adalah salah satu dari sedikit tempat di dunia di mana wisatawan dapat mengamati orang utan dari dekat. Mereka hanya dapat diamati di Sumatera dan Kalimantan.

Label:

Air Terjun Dua Warna Di Deli Serdang


Air terjun dwi warna atau air terjun dua warna menjadi salah satu tempat wisata favorit di kecamatan Sibolangit. Air terjun ini menjadi salah satu tempat yang paling eksotis di muka bumi khususnya di Sumatera Utara.

Dengan warna hijau dan biru, wisatawan yang berkunjung apalagi yang baru pertama kali datang akan takjub luar biasa.

Air terjun ini berjarak sekitar 2 -3 jam perjalanan dari kota Medan menuju Kabupaten Deli Serdang. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 75 meter, dan berada di ketinggian 1475 meter dari permukaan laut. Letak air terjun ini terpisah oleh beberapa batuan yang berada di sekitarnya.

Satu berwarna biru cerah dan berhawa dingin, satu lagi berwarna hijau dengan hawa hangat. Asal usul dari Air Terjun Dua Warna ini belum dapat diketahui secara pasti.

Label:

Danau Linting Di Deli Serdang


Objek wisata yang pertama adalah  danau Linting. Danau ini memiliki keindahan yang sangat mempesona. Wisatawan yang datang ke Kota Medan wajib mampir ke danau yang memiliki air berwarna hijau ini.

Lokasinya memang tidak berada di Kota medan melainkan ada di Deli Serdang. Danau unik ini memiliki warna hijau dan biru yang di sekelilingnya terdapat batu cadas.

Danau Linting berlokasi di Kecamatan STM Hulu Desa Sibunga-bunga Hilir, Kabupaten Deli Serdang, sekitar 2 jam dengan motor.

Danau mungil yang memiliki nuansa mistis namun menyejukkan karena di sekelingnya terdapat pepohonan dengan akar yang panjang, mistis sekaligus mempesona.

Label:

Suku Avar Di Gamsutl


Salah satu destinasi yang menarik perhatian adalah Gamsutl. Gamsuti adalah sebuah desa tua yang kini terbengkalai di wilayah pegunungan Rusia bagian selatan. Terletak di ketinggian 1.418 meter di atas permukaan laut, Gamsutl merupakan permukiman kuno dari suku Avar yang berada di wilayah Kaukasus Utara, tepatnya di Dagestan.

Permukiman kuno dari suku Avar  diperkirakan telah berdiri selama sekitar 2.000 tahun, desa itu juga dikenal sebagai salah satu tempat terbengkalai paling misterius dan sulit dijangkau di Rusia. Gamsutl kerap dijuluki sebagai Machu Picchu-nya Dagestan karena keunikannya

Label:

Copyright © 2025 ryzhara. All Rights Reserved.

email: ryzharacare@gmail.com